Meniti Jalan Damai di Kembang Arum: Kisah Yosef Murya yang Menemukan Ketenangan Dalam Iman

Admin
0


Bagi Yosef Murya, 43 tahun, kehidupan dalam keluarga yang penuh konflik telah menjadi beban yang sulit dipikul selama beberapa tahun di Jl Kaliurang KM 10. Sebagai anak ke dua, ia cenderung diam dan mengalah terhadap kalimat yang merendahkan dari saudara sepupu atau pun keluarga ayahnya.  
 

"Keluarga ayah saya sangat toksik karena penuh iri dan dengki. Kami sering terlibat dalam perdebatan yang melelahkan. Mulai dari membenahi rumah atau membeli kendaraan selalu dikomentari yang tidak wajar. Saya merasa seperti capek, tidak bisa menemukan rasa damai dalam hidup," ungkap Yosef dengan raut wajah sedih.

 

 Kelelahan dengan situasi yang dihadapinya, Yosef kemudian memutuskan untuk mencari solusi yang lebih baik bagi kehidupannya. Setelah mendengar tentang Kembang Arum, sebuah perkampungan yang dibangun berdasarkan nilai-nilai Iman Katolik di Ngemplak, Turi, Yogyakarta, Yosef tertarik untuk mencoba menjalani hidup yang baru.

 

"Saya merasa Kembang Arum dapat menjadi tempat yang tepat untuk saya dan keluarga memulai lembaran baru. Lingkungan yang lebih tenang, fasilitas yang memadai, serta semangat kebersamaan warga yang kental dengan pluralisme membuat saya optimis dapat menemukan kedamaian yang saya butuhkan," ujarnya.

 

Sejak memutuskan untuk pindah ke Kembang Arum pada awal tahun 2022, Yosef merasakan perubahan positif yang signifikan dalam kehidupannya. Tidak lagi harus berjuang dengan ketegangan dan konflik di dalam keluarganya, Yosef kini dapat menjalani hari-harinya dengan lebih tenang dan damai.

 

Rumah sederhana namun nyaman yang disediakan untuknya, serta fasilitas bersama seperti taman, sungai kecil, dan tempat pertemuan warga, membuat Yosef dan keluarganya merasa lebih terlindungi. "Di sini, kami bukan sekadar tetangga, tetapi sudah menjadi satu keluarga besar. Kami saling peduli, saling mendukung, dan saling berbagi. Anak-anak kami juga dapat tumbuh dalam lingkungan yang aman dan penuh kasih," ungkap Yosef dengan antusias.

 

Selain perubahan lingkungan fisik, Yosef juga merasakan transformasi dalam kehidupan rohaninya. Ia aktif terlibat dalam berbagai aktivitas keagamaan seperti Misa mingguan, kelompok persekutuan, dan kegiatan doa bersama. Melalui komunitas iman di Kembang Arum, Yosef menemukan kekuatan, penghiburan, dan makna baru dalam hidupnya.

 

"Iman Katolik menjadi fondasi yang kokoh bagi kehidupan kami di sini. Kami belajar untuk saling mengasihi, saling melayani, dan menciptakan keharmonisan. Ini sungguh menjadi obat mujarab bagi rasa cemas dan tertekan yang saya alami sebelumnya," ungkap Yosef dengan wajah berseri-seri.

 

Pada suatu hari, Yosef mendapat kabar bahwa sebuah rumah Joglo Betawi yang lama tidak dihuni di dekat Kembang Arum akan dijual. Tanpa ragu, ia segera mengurus proses jual beli dan memutuskan untuk tinggal di rumah tersebut bersama keluarganya.

 

"Rumah Joglo Betawi ini sangat indah dan bersejarah. Saya merasa beruntung dapat menempatinya. Suasana tenang dan kental dengan nuansa budaya Betawi begitu menenangkan jiwa. Ini seakan menjadi anugerah Tuhan bagi kami untuk semakin menikmati kehidupan baru di Kembang Arum," kata Yosef dengan penuh syukur.

 

Yosef merujuk pada ayat Alkitab, "Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu" (Matius 6:33). Baginya, memilih hidup dalam komunitas iman di Kembang Arum adalah jawaban atas doa-doanya selama ini. Di tempat ini, ia dan keluarganya dapat menjalani kehidupan yang lebih tenang, damai, dan bermakna, jauh dari perselisihan dan konflik yang membelenggunya di masa lalu.

 

Kini, Yosef Murya dan keluarganya dapat menikmati hari-hari yang dilimpahi berkat di rumah Joglo Betawi yang indah, dalam lingkungan Kembang Arum yang kental dengan semangat iman Katolik. Mereka menemukan kembali semangat dan vitalitas untuk menjalani hidup dengan penuh sukacita, berpedoman pada firman Tuhan dan semangat persaudaraan.

Tags

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)