Buah Perjuangan Dan Karena Kebaikan Tuhan

Admin
0

 


Hari ini menjadi hari yang sungguh membuat saya teringat akan perjuangan semasa kuliah S1. Pada pukul 16.00 WIB sore tadi saya bertemu dengan beberapa mahasiswa yang merupakan mahasiswa bimbingan skripsi saya, pertemuan tersebut telah kami sepakati jauh hari sebelumnya. Ada 4 mahasiswa saat pertemuan tersebut, 2 mahasiswa yang baru akan mulai skripsi, dan 2 mahasiswa yang sudah bimbingan lama dengan saya. Satu mahasiswa yang telah lama bimbingan dengan saya agak molor karena terkendala dengan urusan keluarga dan terkena Covid19 sampai 2 kali, sedangkan mahasiswa satunya yang molor terkendala karena malas 😓😓. Mahasiswa saya yang malas ini adalah mas-mas yang 1 tahun lalu pernah datang kerumah dengan teman perempuan yang juga satu angkatan dengannya, namun teman perempuannya ini sudah lulus dan wisuda. Sebut saja mas-mas tersebut dengan nama BGS. Mas BGS adalah mahasiswa saya yang tergolong unik karena ketika sedang mood ingin bimbingan skripsi dengan saya, maka akan kirim message via whatsapp dengan penuh semangat, namun jika sedang tidak mood maka menghilang, seperti hilang ditelan bumi.

Kami bertemu di sebuah cafe, dan saya memilih tempat yang menerapkan protokol kesehatan karena termasuk area yang tidak terlalu banyak orang dan tergolong luas. Saya datang ke cafe untuk menemui mahasiswa yang saya bimbing skripsinya bersama keponakan saya yang bernama Bima yang masih duduk di kelas 1 SMP. Kami berdua sampai di cafe lebih dahulu, setelah memesan beberapa minuman kemudian kami mencari tempat duduk, setelah beberapa menit datanglah mahasiswa bimbingan saya, sebut saja mas HRY, mas HRY ini sudah berkeluarga dan memiliki 2 orang anak. Dia kuliah sambil bekerja di salah satu perguruan tinggi negeri di Yogyakarta. Selang bebera menit munculah mas BGS dengan temannya, lalu diikuti dengan dua mahasiswa lainnya.

Awalnya saya menanyakan tentang progres skripsi dari mas HRY yang ternyata terkendala dengan penulisan, kemudian setelah itu saya juga menanyakan perihal progres dari program skripsi kepada mas BGS, dan ternyata belum dikerjakan dengan alasan ingin ganti judul. Kemudian saya bertanya kepada mas BGS ,"Mas, kenapa ingin ganti judul ?", kemudian dia menjawab "Terlalu kompleks pak, untuk membuat programnya", lalu saya bertanya lagi "Judulnya skripsi yang baru tentang apa mas ?", dan mas BGS ini menjawab "Hampir sama dengan judul yang lama pak", kemudian saya tanya lagi "Lha kalau hampir sama, kenapa harus ganti judu; ?, apa gak sayang dengan laporan yang sudah dibuat ?" sambil saya menunjukkan laporan skripsi yang telah dibuatnya. Setelah saya tanya kembali tentang progres program skripsinya, mahasiswa saya ini berkata bahwa dia tidak bisa coding sama sekali, dan berkata kalau ganti judul ada temannya yang dapat membantu membuatkan programnya, saat itu saya langsung berkata "kalau programnya dibuatkan oleh temanmu, lha nanti kalau pas ujian pendadaran ditanya oleh dosen penguji atau saya tanya tentang script programnya terus kamu jawabnya gimana ?", mahasiswa ini hanya diam saja. Saya kemudian bertanya lagi "Mas..., dulu waktu pas kuliah praktikum pemrograman khan ada laporan, nah sewaktu membuat laporan itu kamu buat sendiri atau copas dari teman ?", kemudian dia menjawab "Copas dari teman pak". "Kamu khan punya fasilitas laptop, kenapa tidak mencoba membuat laporan sendiri ?" saya tanya lagi kepadanya, dan dia menjawab "Malas pak". 

Saya sungguh sangat menyayangkan apa yang dilakukan mahasiswa saya bernama BGS tersebut, karena dimasa kuliah S1 saya dulu, saya harus rela untuk nebeng keteman satu dan teman lainnya untuk dapat meminjam komputer demi untuk dapat mengerjakan program beserta laporannya. Karena semasa kuliah saya, jika laporan praktikum ketahuan kalau copas atau sama dengan teman maka nilai akan dibagi sejumlah teman yang melakukan copas tersebut. Misal laporan yang sama atau dicopas sejumlah 5 mahasiswa, maka nilai laporan jika mendapat 100 akan dibagi 5, maka masing-masing anak akan mendapatkan nilai 25, coba bayangkan jika laporan mendapatkan nilai 25 jika di nilai dalam huruf maka nilainya adalah D atau E. Semasa kuliah saya, tidak ada terlintas dalam pikiran saya untuk hanya sekedar copas laporan saja, namun selalu ingin belajar dari hasil pekerjaan teman tentang script alur dan arti dari script program pada laporan tersebut. 

Tidak hanya sekedar nebeng teman, saya pun kemudian bekerja jadi tukang ketik di rental komputer sampai menjadi operator warnet hanya untuk bisa mengerjakan tugas dan latihan. Memang tidak mudah kuliah sambil bekerja karena saat bekerja di rental komputer, saya harus datang pukul 06.00 sampai pukul 14.00 WIB, jika ada kuliah maka saya ijin untuk kekampus, lalu setelah selesai kuliah saya harus balik lagi untuk bekerja. Tidak berselang lama, kemudian saya pindah kerja di warung internet atau warnet, waktu itu jam kerja untuk menjadi operator warnet yaitu seminggu 4 kali dan jamnya memilih sendiri, dan saya memilih untuk bekerja mulai pukul 20.00 sampai pukul 02.00 WIB agar pagi sampai sore dapat masuk kuliah. Mungkin jika dilihat tidak berat karena hanya duduk didepan komputer selama 6 jam, dan melayani user jika mengalami kendala dalam mengakses internet. Hal yang berat adalah saat kuliah karena harus menahan rasa kantuk yang luar biasa saat mendengarkan dosen mengajar.

Mengapa saya tidak minta kepada orang tua untuk dibelikan komputer  ? 
Saat saya kuliah sekitar tahun 2003, komputer adalah barang lux atau mewah yang tentunya harganya sangat fantastis bagi kalangan ekonomi menengah, waktu itu untuk minta dibelikan rasanya malu dan sungkan karena untuk membiayai kuliah saya saja sudah memakan biaya yang tidak sedikit. Dimasa perjuangan kuliah sambil bekerja tersebut saya selalu bersyukur karena diberikan jalan oleh Tuhan lewat orang-orang sekeliling. Tuhan juga mempertemukan saya dengan teman-teman kuliah yang selalu membantu ketika tugas kuliah yang menumpuk, sampai teman dari kakak tingkat yang sudi untuk meminjamkan bukunya yang sudah tidak terpakai. 

Buah dari perjuangan dan kebaikan Tuhan tersebut kemudian saya rasakan saat ini yaitu diberi kepercayaan untuk dapat berbagi ilmu di sebuah kampus swasta di Yogyakarta dan beberapa kampus swasta lainnya.

 

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)