Peringatan Ulang Tahun ke 72 SMA Bopkri 2 Yogyakarta diisi dengan Webinar dengan judul "Ngobrol Kebhinekaan di Era Putih Abu-Abu" secara online melalui Zoom Meeting. Dari semua angkatan baik yang masih bersekolah maupun yang telah lulus bertemu kangen melalui media zoom meeting ini, kami ngobrol tentang Kebhinekaan di Era Putih Abu-abu. Tidak hanya diikuti oleh kami yang notabene alumni SMA Bopkri 2 Yogyakarta, namun juga diikuti oleh guru-guru yang masih aktif mengajar dan yang sudah purna tugas. Rasanya sangat mengharukan karena bisa melihat teman-teman dari berbagai angkatan dan bapak-ibu guru yang pernah mengajar dan mendidik kami dimasa kami masih mencari jati diri.
Acara Ngobrol Kebhinekaan diisi juga oleh alumni tahun 1986, yaitu Kadiv Humas Polri Irjen Pol Prabowo Argo Yuwono yang mengatakan bahwa beliau bangga bersekolah di SMA Bopkri 2 Yogyakarta karena telah menempa dirinya untuk saling menghargai perbedaan satu sama lain. Selain itu juga diisi oleh Bapak Wahyu Wibisono yang merupakan direktur NGO “Sheep Indonesia”, beliau merasakan banyak hal yang diperoleh saat bersekolah di SMA Bopkri 2 Yogyakarta, selain itu juga mengenal banyak teman dengan berbagai karakter, mulai dari yang nakal, ada juga yang pandai sampai yang santun. Selain itu juga diisi oleh Bapak Toni Sianipar MBA, yang merupakan aristek Perencanaan Strategis Pariwisata Nasional. Menurutnya bersekolah di SMA Bopkri 2 Yogyakarta membuat dirinya sekarang dapat menjalankan pekerjaan profesionalisme didunia kreatif.
Ada juga alumni penyandang stabilitas angkatan 2021 Manila Kristin yang saat ini menjadi staf IT di Universitas Kristen Duta Wacana, mengatakan saat sekolah di SMA Bopkri 2 Yogyakarta banyak membantunya dalam menumbuhkan rasa kepercayaan diri. Kristin mengungkapkan bahwa dia terharu karena memiliki teman-teman yang selalu membantu mengangkat dirinya saat menaiki tangga untuk menuju kekelas.
Kami ngobrol tentang kebhinekaan dimasa putih abu-abu dimana kami merasa bahwa tidak ada kotak-kotak atau sekat-sekat diantara kami meskipun kami berbeda agama, berbeda suku, berbeda warna kulit, berbeda karakter, bebeda latarbelakang. Kami merasa dimasa putih abu-abu adalah satu kesatuan yang utuh yaitu sebagai siswa SMA Bopkri 2 Yogyakarta dengan tujuan yang sama, yaitu menempuh pendidikan secara akademik dan mengembangkan bakat. Dikatakan bahwa terdapat siswa-siswi di SMA Bopkri 2 Yogyakarta memiliki berbagai karakter yang berbeda-beda, sehingga membuat para guru harus melakukan pendekatan personal terhadap masing-masing siswa. Begitupula yang dirasakan oleh Bapak Ag. Irawan yang dulunya merasa bahwa dirinya tidak bisa berbicara kepada gurunya maka diminta untuk gurunya ditulis dikertas kemudian diberikan gurunya apa yang ingin disampaikan, alhasil saat ini suka menulis atau berprofesi menjadi jurnalis dan penulis buku. Itulah yang menjadikan kebhinekaan selain hanya slogan atau tulisan dibaju yaitu dapat membantu dan mengerti satu sama lain tanpa memandang agama, suku, warna kulit, antar golongan, dan latar belakangnya.
Intinya waktu saya ikut acara webinar "Ngobrol Kebhinekaan di Era Putih Abu-Abu" merasa kembali ke era jaman sekolah menengah dulu, selain itu banyak mendengarkan pengalaman unik yang dirasakan alumni dari berbagai angkatan yang kini sukses diberbagai daerah, saat bersekolah di SMA Bopkri 2 Yogyakarta. Tidak kalah menarik yaitu pengalaman Ibu Maria Goreti yang dulu pernah mengajar di SMA Bopkri 2 Yogyakarta dan masih belum bisa Move On karena saking cintanya kepada SMA Bopkri 2 Yogyakarta.
Sumber : bernasnews.com